Madu hutan Riau dihasilkan dari kawasan hutan alam yang masih tersebar luas meliputi Kabupaten Kampar, Pelalawan, Kuantan Singingi, Siak, Indragiri Hulu, dan sebagian Indragiri Hilir.
Madu hutan biasanya berasal dari pohon-pohon sialang yang diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi, diantaranya bahkan berumur ratusan tahun. Biasanya ada 30 sampai 80 sarang setiap pohonnya. Poses pencarian madu dilakukan pada saat bulan mati setiap sebulan sekali, hal ini bukan merupakan klenik turun menurun, namun merupakan upaya menghindari sengatan lebah di waktu pengambilan madu tersebut. Pemanjat seringkali tidak menggunakan alat keselamatan yang memadai sehingga resiko kecelakaan kerja sangat tinggi.
Madu hutan riau adalah madu hutan alami dan bukan madu hasil ternakan. Madu hutan memiliki kualitas relatif lebih tinggi dibandingkan dengan madu ternakan. Hal ini dikarenakan karena lebah penghasil madu mengkonsumsi sari bunga yang lebih bervariasi. Selain itu madu hutan juga dikenal sebagai madu organik karena tidak terkontaminasi zat kimia pestisida seperti umumya madu ternakan.
Madu yang berasal dari sarang lebah tersebut kemudian akan mengalami dua proses pengolahan yang berbeda, ada yang melalui proses pemerasan, metode lama, dan ada yang melalui proses penirisan, yang sering di sebut model higienis.
Metode pemerasan bertujuan untuk mempercepat kerja pengeluaran madu dari sarangnya, hal ini dilakukan melalui pemerasan sarang yang berisi madu, kemudian di taruh dalam sebuah wadah berpenutup.
Madu Hutan yang dijual disini hanya dihasilkan melalui metode penirisan. Sarang yang telah diiris akan diproses tanpa remas tangan dan memakai peralatan yang bersih dan bebas pencemaran zat kimia. Metode penirisan dilakukan dengan cara membelah madu menjadi beberapa bagian, kemudian di taruh di atas sebuah saringan, proses ini memakan waktu yang cukup lama, dan madu yang keluar kemudian di saring sebelum akhirnya di masukkan kedalam suatu wadah. Proses pengeluaran madu melalui penirisan ini senantiasa dilakukan sesuai standar Internal Control System (ICS) agar kualitas madu tetap terjaga.
Madu hutan dihasilkan dari jenis lebah liar yang sampai saat ini belum dapat dibudidayakan. Koloni lebah dikelola secara profesional, dipanen dengan wawasan lestari dan selektif. Diekstrak dan dipacking secara higienis dalam pengawasan yang ketat. Setiap tahapan proses dilakukan tanpa tambahan perlakuan apapun, sehingga diperoleh madu berkualitas tinggi dan alami. Warna, rasa, aroma, dan kekentalan sesuai dengan musim bunga di alam. Kadar air madu hutan berkisar antara 22-23%. Madu hutan yang dihasilkan adalah madu hutan kualitas super yang lolos uji kelayakan untuk ekspor ke Malaysia.
SUMBERR....
Title : Manisnya Madu Hutan Riau
Description : Madu hutan Riau dihasilkan dari kawasan hutan alam yang masih tersebar luas meliputi Kabupaten Kampar, Pelalawan, Kuantan Singingi, Siak, ...